Memang tak mudah untuk memutuskan segala sesuatu, terlebih jika sesuatu yang kita putuskan itu menyangkut masa depan kita. Kadang kita sering bertanya-tanya dalam hati, seperti apa diri kita nanti? Kita semua tidak akan pernah tahu tentang segala sesuatu yang akan terjadi nanti.
![]() |
Wanita perantau (sumber gambar:bangbaron.com) |
Yang hanya bisa kita lakukan adalah melakukan yang terbaik pada hari ini
Dalam hal ini kita bicara tentang kondisi ekonomi. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa kondisi ekonomi seseorang memang sangat berpengaruh pada mental, bahkan terkadang kondisi ekonomi akan menimbulkan dampak besar terhadap kebahagian seseorang, terutama jika orang itu tidak kuat menghadapi berbagai macam cobaan hidup.
Sebuah penelitian sudah membuktikan bahwa kondisi ekonomi yang bisa dikatakan kurang mapan, rumah tangga akan sangat rentan terjadinya gesekan keluarga. Buktinya, tak sedikit rumah tangga yang retak hanya karena harta.
Kondisi yang seperti itu biasanya harus memaksa salah satu dari pasangan suami istri untuk rela banting tulang mencari nafkah untuk menutupi kekurangan ekonomi mereka. Bahkan, jaman sekarang ini sudah banyak sekali kaum wanita yang juga ikut membantu suami untuk bekerja.
Contoh yang sering terlihat adalah mereka yang hidup di daerah pedesaan
Pemandangan desa jaman sekarang sudah jauh berbeda dengan pemandangan desa pada jaman dulu. Jika dulu kita serin melihat di desa-desa ada ibu-ibu yang mengasuh anaknya di rumah, sekarang pemandangan seperti sudah jarang sekali terlihat.
Yang terlihat justru kebalikannya, bapak-bapak yang menggantikan posisi ibu untuk mengurus anak-anak mereka.
Kemana ibunya?
Merantau untuk mencari nafkah
Yang lebih menyedihkan lagi, tempat mereka merantau sudah tidak lagi berada di tanah mereka sendiri melainkan di negeri orang.
Tidak hanya ibu-ibu saja, bahkan wanita yang masih single alias perawan pun sekarang banyak sekali yang sudah mencicipi kerasnya kehidupan sebagai wanita perantau di negeri orang. Apa yang bisa mereka lakukan di negeri orang yang lingkungannya benar-benar asing bagi mereka?
Terhitung dari semua wanita yang merantau itu 95% dari mereka bekerja sebagai buruh dan pembantu rumah tangga
Jika dilihat secara sekilas, profesi sebagai buruh atau pembantu rumah tangga memang pekerjaan rendahan. Namun, yang membuat mereka berbeda adalah niatnya. Niat mereka benar-benar tulus yang hanya bertujuan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tidak untuk berfoya-foya (walaupun ada saja satu dua orang yang seperti itu).
Kekuatan, ketulusan dan juga kegigihan mereka memang pantas diacungi jempol.
Bahkan bisa jadi mereka mempunyai kelebihan-kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh orang lain. Seperti apa kelebihan-kelebihan mereka? Mari kita kupas habis.
Yang pertama dan yang paling mencolok adalah bahwa wanita perantau itu MANDIRI
Jiwa mandiri yang bisa terlihat dari wanita perantau ini sudah terlihat jelas dari awal ketika mereka hendak memutuskan untuk pergi merantau. Sebab tujuannya tak lain adalah untuk bisa mencari nafkah sendiri (ini bagi wanita yang masih single).
Terlebih lagi jika kita mau melihat aktifitas mereka lebih jauh lagi, mereka mempersiapkan semuanya sendiri, dan ketika mereka ingin mudik alias pulang kampung, mereka juga mempersiapkan keperluan-keperluan mereka sendiri, tidak ada yang membantu.
Wanita perantau itu ternyata mengerti dengan baik apa arti dari sebuah tanggung jawab
Ini tergambar dengan jelas pada wanita perantau yang sudah tidak single lagi atau sudah berkeluarga. Logis saja, seorang wanita yang sudah berkeluarga sama sekali tidak memiliki tanggung jawab untuk mencukupi nafkah keluarga mereka. Tapi mengapa mereka ingin tetap pergi merantau jika bukan karena mereka ikut merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan keluarga mereka?
Dari sini sudah jelas, bahwa secara tidak langsung mereka sebenarnya lebih mengerti arti tanggung jawab bahkan bisa jadi rasa tanggung jawab yang mereka miliki lebih besar dari pada seorang pria.
Wanita perantau lebih berani dalam mengambil keputusan dari pada hanya "kebanyakan mikir"
Di awal artikel sudah sedikit disinggung bahwa untuk mengambil sebuah keputusan itu tidaklah mudah, apalagi jika mereka harus memutuskan untuk pergi dan berpisah sementara waktu dari keluarga yang mereka cintai.
Jadi, keberanian mereka untuk memutuskan merantau seharusnya mendapatkan penghargaan khusus dari seorang laki-laki. Dan bisa jadi, seorang pria harus berpikir ribuan kali untuk pergi merantau.
Wanita perantau itu punya rasa kepedulian yang lebih tinggi
Ketika seorang suami merasa cukup dengan kondisi ekonomi keluarganya, bukan berarti wanita juga seperti itu. Wanita yang pergi merantau untuk mencari nafkah, itu artinya mereka ingin bisa lebih membahagiakan lagi diri mereka sendiri dan orang-orang terdekatnya.
Dan bukankah itu artinya mereka sangat peduli?
So, mulai sekarang cobalah kita ubah pandangan buruk dan pandangan rendah kita terhadap para wanita perkasa yang harus memutuskan untuk pergi merantau. Di balik segala kosmetik yang menutupi hampir sekujur tubuhnya, mereka membawa niat yang tulus untuk orang-orang yang mereka cintai.
No comments:
Post a Comment